KAJIAN
PUSTAKA MOBILE LEARNING
Oleh : Asep
Hermawan
Konsep
Dasar Mobile Learning
Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai strategi
dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam sistem e-Learning
sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media
digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang
khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak. Tingkat
perkembangan perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang
relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat
komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas
kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah
kecenderungan baru dalam belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang
dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Mobile learning didefinisikan oleh
Clark Quinn (Quinn 2000) sebagai : “The
intersection of mobile computing and e-learning : accessible resources wherever
you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for
effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of
location in time or space”. Berdasarkan definisi tersebut maka mobile
learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat
ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi
yang menarik. Istilah M-Learning atau
Mobile Learning merujuk pada
penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop dan perangkat
teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam belajar mengajar, dalam
hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam). Tujuan dari
pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat
lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila
diterapkan dalam proses belajar maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas
hanya untuk mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi
pada mobile phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses
belajar itu sendiri.
Menurut Desmon Keegan Definisi mobile
learning adalah salah satu unsure pendukung dalam proses pendidikan dan pelatihan,
dengan menggunakan media yang mobile, semacam PDA, Smart Phone dan juga Mobile
Phone. Kata Keegan, dalam mobile learning terdapat kenyamanan dalam pemanfaatan
fungsi dan kemudahan media atau alat yang digunakan (fungtionality and
mobility). Salah satu akrakteristik dari mobile learning ini adalah
kemudahan dimana alat bisa dibawa dan digunakan diman saja, kemudian
perlengkapan bersahabat dengan pengguna, karena mudah digunakan,sealnjtunya
harganya murah dan mudah digunakan, serta memiliki kekonstanan, sekalipun
digunakan sambil berjalan, makan, ngobrol, tiduran da lain sebagainya.
Menurut Muh. Taminudin, H, M.T,
istilah mobile learning (mobile learning) mengacu kepada penggunaan
perangkat/divais teknologi informasi (TI) genggam dan bergerak, seperti PDA,
telepon genggam, laptop dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile
learning merupakan bagian dari electronic learning (e-learning)
sehingga, dengan sendirinya, juga merupakan bagian dari distance learning
(d-learning). Selain itu beliau menambahkan bahwa mobile learning
adalah pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi
pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun
dan dimana-pun. Hal ini akan meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran,
membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat mendorong motivasi pembelajar
kepada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Selain itu,
dibandingkan pembelajaran konvensional, mobile learning memungkinkan
adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi
secara informal diantara pembelajar.
Sementara itu Munir menjelaskan
bahwa mobile learning atau mobile learning sering didefinisikan
sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile. Mobile
learning merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat
komputasi mobile agar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Pada
umumnya, perangkat mobile yang dimaksud berupa smart phone, mobile
phone dan PDA.
Pendapat lain dari Candra Ahmadi,
menyebutkan bahwa mobile learning adalah generasi berikutnya e-learning
dan berdasarkan pada perangkat mobile. Adapun mobile learning
kedepannya akan akan menjadi instrumen penting untuk belajar sepanjang masa
(Andreas H, N Alexander, M Matthias, 2004)
Dari beberapa pendapat para pakar
diatas dapat penulis simpulkan bahwa mobile learning adalah salah satu
model pembelajaran berbasis perangkat (device) yang mobile, sehingga
pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, secara mandiri, selain
itu mobile learning ini merupakan bagian dari pendidikan elektronik atau
electronic learning (e-learning) dan juga bagian dari pendidikan jarak
jauh (distance learning).
Klasifikasi
m-Learning
M-Learning
dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi tergantung dari beberapa sudut
pandang [Georgiev dkk, 2005]. Dari sisi teknologi ICT yang digunakan, maka
m-learning dapat diklasifikasi berdasar indikator utama, yaitu tipe perangkat
yang didukung dan tipe komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses
materi pembelajaran maupun informasi administratif Dari sudut pandang teknologi
pengajaran maka m-learning dapat diklasifikasikan berdasar indikator; dukungan
pembelajaran asynchronous dan atau synchronous , dukungan e-learning standar,
ketersediaan koneksi internet permanen antara sistem dan pengguna, lokasi
pengguna serta layanan akses ke materi pembelajaran dan/atau administrasi.
Menurut waktu dari pengajar dan siswa berbagi informasi, m-learning dapat
diklasifikasi menajdi; sistem yang mendukung pembelajaran synchronous, sistem
yang mendukung pembelajaran asynchronous, dan sistem yang mendukung
pembelajaran synchronous dan asynchronous sekaligus.
Aspek
Rancangan m-Learning
Karakteristik
perangkat maupun pengguna m-learning yang khusus dan unik memerlukan disain
yang juga khusus. Sistem e-learning yang ada sekali-pun tidak dapat dengan
begitu saja ditransfer ke lingkungan m-learning. Keterbatasan perangkat selular
pembelajaran dalam m-learning memerlukan perhatian dan pertimbangan yang khusus
dalam membuat sebuah rancangan aplikasi m-learning. Beberapa aspek yang menjadi
perhatian dalam merancang aplikasi m-learning adalah sebagai berikut [Juntao
Yuan, 2004].
1. Keterbatasan
Hardware. Perangkat bergerak memiliki computing resources yang terbatas.
2. Keterbatasan
Jaringan. Jaringan seluler relatif lambat, tak dapat diandalkan dan tidak aman.
3. Perangkat
selular yang Pervasif. Perangkat bergerak memiliki bentuk kecil yang beragam
dan dapat selalu dibawa ke mana-mana sehingga menjadi merupakan persoalan yang
lebih rumit, baik persoalan sosial maupun persoalan teknis.
4. Skema
Integrasi. Banyak aplikasi nirkabel bergerak yang membutuhkan integrasi dengan
sistem back-end atau middleware berbeda. Saat ini terdapat beberapa teknologi
yang dapat digunakan, diantaranya adalah Protokol biner proprietary, Framework
RPC, messaging serta XML web services.
5. Kenyamanan
Pengguna. Merancang aplikasi yang nyaman digunakan dan sesuai karakteristik
pengguna merupakan tantangan besar bagi para pengembang. Perlu dibuat rancangan
yang mudah dan nyaman digunakan pengguna.
Fungsi
dan Manfaat Mobile Learning
Terdapat tiga fungsi Mobile Learning dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplement
(tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau
pengganti (substitusi).
1. Suplemen
(tambahan)
Mobile Learning berfungsi sebagai
suplement (tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah
akan memanfaatkan materi Mobile Learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi Mobile Learning.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen
(pelengkap)
Mobile Learning berfungsi sebagai
komplemen (pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi
Mobile Learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan)
atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional.
3. Substitusi
(pengganti)
Beberapa
perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif
model kegiatan pembelajaran
kepada para peserta didik /siswanya.
Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktifitas sehari-hari
peserta didik. Ada tiga alternative model kegiatan pembelajaran yang dapat
dipilih peserta didik, yaitu:
1) sepenuhnya
secara tatap muka (konvensional)
2) sebagian
secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
3) sepenuhnya
melalui internet.
Mobile Learning juga mempermudah interaksi antara peserta
didik dengan materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik
dengan pendidik/instruktur maupun antara sesama peserta
didik dapat saling berbagi informasi
atau pendapat mengenai
berbagi hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan
diri peserta didik. Pendidik/instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar
dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di
dalam websites untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan,
pendidik/instruktur dapat pula memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengakses
bahan belajar tertentu
maupun soal-soal ujian yang
hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu
tertentu pula.
Berikut ini ada beberapa manfaat
mengenai Mobile Learning
dari dua sudut,
yaitu dari sudut peserta didik dan pendidik:
a. Peserta Didik
Dengan kegiatan Mobile Learning
dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta
didik dapat mengaskses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan pendidik setiap saat. Dengan
kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran. Manakala
fasilitas infrastruktur tidak
hanya tersedia di
daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaaan,
maka kegiatan Mobile Learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang
:
1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya
2) mengikuti program pendidik dirumah
(home schoolers) untuk
mempelajari materi
pembelajaran yang tidak dapat diajarkan
oleh para orang tuanya, seperti
bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer
3) merasa phobia dengan sekolah,
atau peserta didik
yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah
tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah
atau bahkan yang berada di luar negeri
4) tidak tertampung di sekolah
konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
b. Pendidik
Dengan adanya kegiatan Mobile
Learning, beberapa manfaat yang diperoleh pendidik/instruktur antara lain
adalah bahwa mereka dapat:
1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran
bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi
2) Mengembangkan diri atau melakukan
penelitian
guna
peningkata
wawasannya
karena waktu luang yang dimiliki
relatif banyak;
3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan
pendidik/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik
apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajri, serta berapa kali
topik tertentu dipelajari ulang;
4) mengecek apakah peserta didik telah
mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu;
5) memeriksa jawaban peserta didik dan
memberitahukan hasilnya kepda peserta didik.
Keunggulan
dan kekurangan mobile learning.
Mobile
leraning memiliki kenggulan dan kekurangan, diantaranya :
a.
Kenggulan mobile learning
Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet
memungkinkan pengembangan sistem mobile learning atau m-learning yang pada sisi
klien memanfaatkan divais begerak, berinteraksi dengan sisi server, yaitu web
server.
Meskipun
saat ini m-learning masih berada pada tahap awal pengembangan serta relatif
belum begitu mapan, namun, m-learning diperkirakan akan menjadi cukup pesat
dalam jangka waktu dekat. Hal ini didukung oleh beberapa faktor :
1) Sarana makin
banyak, murah dan canggih.
2) Perkembangan
tekhnologi wireless / seluler ( 2G, 2.5G, 3G, 3.5G ).
3) Tuntutan
kebutuhan.
Sebuah
penelitian juga menunjukan bahwa pembelajar cukup nyaman menatap tampilan layar
perangkat yang relatif kecil dalam waktu dibawah 5 menit.
Beberapa
kelebihan m-Learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah:
- Dapat digunakan dimana-pun pada waktu kapan-pun,
- Kebanyakan divais bergerak memiliki harga yang
relatif lebih murah disbanding harga PC desktop,
- Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada
PC desktop,
- Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak
pembelajar karena m-Learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Kekurangan mobile learning.
Mobile learning merupakan salah satu alternatif yang
potensial untuk memperluas akses pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai
pemanfaatan divais bergerak, khususnya telepon seluler, sebagai media
pembelajaran. Hal ini patut disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan
tingkat pemakaian yang sudah cukup tinggi ini kurang dimanfaatkan untuk
diarahkan bagi pendidikan.
Selain itu,
saat ini masih sangat sedikit upaya pengembangan konten-konten pembelajaran
berbasis divais bergerak yang dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang
beredar di pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki aspek
pendidikan yang kurang serta kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri
yang memiliki latar budaya yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini
memunculkan kebutuhan akan adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi
berbasis divais bergerak yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.
Faktor yang menjadi keterbatasan pemanfaatan m-learning banyak terkait dengan
keterbatasan pada divais. Saat ini kebanyakan divais bergerak memiliki
keterbatasan layar tampilan, kapasitas penyimpan dan keterbatasan daya.
m-learning juga memiliki lingkungan pembelajaran yang agak berbeda dengan
e-learning atau pembelajaran konvensional. Dalam m-learning pembelajar lebih
banyak memanfaatkan m-learning pada waktu luang (spare time) atau waktu
idle (idle time) sehingga waktu untuk mengakses belajar juga terbatas.
Kekurangan m-Learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi
khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor
pada divais semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama
memori eksternal, saat ini semakin besar dan murah. Layar tampilan yang relatif
kecil akan dapat teratasi dengan adanya kemampuan device untuk
menampilkan tampilan keluaran ke TV maupun ke proyektor.