Sabtu, 24 Oktober 2015

PENERAPAN E-LEARNING DALAM PROFESI GURU



Penerapan E-Learning Pada Profesi Guru SMK
Oleh : Asep Hermawan

E-Learning atau electronic learning memang telah menjadi tren pada beberapa tahun terakhir. Banyak sekolah dan universitas di Indonesia mengadopsi sistem pembelajaran ini di lingkungannya. Namun, banyak pihak merasa bahwa teknologi ini masih jauh untuk bisa diterapkan secara optimal di Indonesia, mengingat banyak keterbatasan yang ada. Untuk mendukung penerapan e-Learning di sekolah, banyak sekali hal yang perlu dilakukan. Pengadaan infrastruktur server dan jaringan komputer serta penyediaan Learning Management System (LMS) sebagai ruang kelas virtual tempat berinteraksinya peserta didik dan pembelajar (fasilitator/guru/dosen) seringkali menjadi fokus utama dari implementasi e-learning.
Penerapan e-learning dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya di Indonesia lebih cocok difungsikan sebagai komplemen dari pembelajaran tatap muka di kelas serta untuk menambah jam tatap muka di kelas. Berbagai keunikan dari e-Learning ternyata tidak hanya dari sudut pandang teknologi saja, namun lebih pada unsur pedagogis. Fakta dan keunikan yang menarik tersebut antara lain :

  1. Lewat pembelajaran mandiri (self-paced) yang ada dalam e-Learning, memberikan tantangan dan kesempatan kepada para peserta didik untuk belajar lebih cepat ataupun lambat. Hal ini dikarenakan dalam ruang kelas virtual telah tersedia berbagai sumber belajar dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir, dan peserta didik memiliki kesempatan belajar hal-hal baru diluar sesi yang tengah dijalaninya. Selain itu lewat belajar mandiri, peserta didik terbebas dari tekanan seperti halnya ketika mereka belajar di kelas, sehingga mereka akan mudah untuk belajar. 
  2. Pembelajaran bersifat self-directed atau diarahkan sendiri, sehingga mereka dapat memilih konten dan perangkat yang sesuai pada minat, kebutuhan dan tingkat keterampilan yang ingin mereka dapatkan. Harapan dari proses seperti ini adalah peserta didik nantinya akan mampu dan percaya diri untuk mengambil inisiatif mandiri (proactive learner) dalam belajar dalam menentukan kebutuhan belajarnya, memformulasikan tujuan pembelajaran mereka, mengidentifikasi sumber belajar, mampu memilih dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sesuai serta mampu mengevaluasi hasil belajar mereka. (Malcolm Knowles, 1975) 
  3. Peserta didik dapat belajar 24/7 (24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu) – kapan saja, dan dimana saja (asalkan tersedia koneksi Internet). Hal ini merupakan kelebihan e-Learning dimana peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Mereka dapat mengakses bahan ajar yang ada kapan saja, karena telah terupload dalam ruang kelas virtual. 
  4. Mengembangkan kemampuan berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman lain lewat kerja kelompok serta meningkatkan frekuensi kontak antara guru dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Mereka serasa berdekatan dengan dosen dan rekan sejawatnya, karena mampu mengajukan pertanyaan (jika mengalami kesulitan) kepada dosennya kapan saja lewat fasilitas yang tersedia (misalnya Forum Diskusi). Karena tidak bertemu langsung dengan dosen, seringkali mereka justru lebih leluasa dan berani untuk memberikan ide, bertanya dan berpendapat tentang suatu materi dibandingkan ketika mereka berdiskusi dalam kelas tatap muka. 
  5. Meningkatkan keterampilan komputer dan Internet. Lewat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, maka secara tidak langsung, kemampuan dan keterampilan penggunaan teknologi akan ikut terasah.
E-learning adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet atau TI. Electronic Learning, kepanjangan dari E-learning, masih menggunakan komputer sebagai media utamanya dan harus terkoneksi dengan jaringan internet yang lumayan besar kapasitas aksesnya. Dengan E-learning peserta didik tidak perlu duduk manis di kelas mendengarkan guru karena mereka dapat belajar dimanapun berada asalkan memiliki media utama pembelajaran.
E-learning sudah menjadi kebutuhan. Sifat E-learning yang sangat mudah diakses dapat meningkatkan kompetensi peserta didik di bidang TIK dan prestasi akademik. Inovasi pembelajaran melalui teknologi biasanya membuat minat belajar peserta didik meningkat dibandingkan dengan cara klasik seperti ceramah, mencatat atau mendikte. Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru melalui chatting dan pesan pendek, waktu belajar semakin singkat, peserta didik dapat mengakses materi sewaktu-waktu dan berulang-ulang sehingga mereka lebih dapat menguasai materi. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan peserta didik dengan metode E-learning :
  • Tanya jawab langsung dengan guru atau teman diskusi melalui fasilitas chatting dengan tidak dibatasi waktu dan tempat.
  • Mengakses materi, mendownload, mengerjakan soal, mendapatkan jawaban soal, melihat hasil ulangan atau ujian berupa nilai dan penjelasan soal yang salah.
  • Membaca pengumuman dari sekolah.
  • Melaksanakan praktikum dengan bimbingan online.
  • Belajar dengan cara yang mereka suka misalkan sambil mendengar musik, didampingi orang tua atau pacar.
 Berikut ini yang dapat dilakukan guru dengan metode E-learning :
  • Tidak memerlukan waktu tatap muka dikelas yang lama.
  • Pembuatan bahan ajar yang lebih dinamis dan efisien (kopas dari berbagai sumber).
  • Tidak terikat waktu dan tempat pertemuan.
  • Pembentukan grup diskusi untuk para peserta didik yang bisa melibatkan guru selaku instruktur yang  tidak terbatas ruang dan waktu.
  • Dapat memantau perkembangan peserta didik secara langsung dan terarsip.
  • Dapat menerapkan program semester secara tepat waktu meskipun disaat-saat fakultatif.




0 komentar:

Posting Komentar